B. Indonesia

Pertanyaan

contoh puisi yang mengandung majas dan citraan 3 bait ya

2 Jawaban

  • BANYAK PUISI TINGGAL PILIH...

    Aku
    Kalau sampai waktuku
    ‘Ku mau tak seorang ‘kan merayu
    Tidak juga kauTak perlu sedu sedan ituAku ini binatang jalang
    Dari kumpulannya terbuangBiar peluru menembus kulitku
    Aku tetap meradang menerjangLuka dan bisa kubawa berlari
    Berlari
    Hingga hilang pedih periDan akan akan lebih tidak perduliAku mau hidup seribu tahun lagi
    TAK SEPADAN
    Aku kira:
    Beginilah nanti jadinya
    Kau kawin, beranak dan berbahagia
    Sedang aku mengembara serupa Ahasveros

    Dikutuk-sumpahi Eros
    Aku merangkaki dinding buta
    Tak satu juga pintu terbuka

    Jadi baik juga kita padami
    Unggunan api ini
    Karena kau tidak ‘kan apa-apa
    Aku terpanggang tinggal rangka

    Februari 1943

    Senja di Pelabuhan Kecil
    Buat Sri Ayati
    Ini kali tidak ada yang mencari cinta
    di antara gudang, rumah tua, pada cerita
    tiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlaut
    menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut

    Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elang
    menyinggung muram, desir hari lari berenang
    menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak
    dan kini tanah dan air tidur hilang ombak

    Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalan
    menyisir semenanjung, masih pengap harap
    sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan
    dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap.

    Cintaku Jauh di Pulau
    Cintaku jauh di pulau
    Gadis manis, sekarang iseng sendiri

    Perahu melancar, bulan memancar
    di leher kukalungkan ole-ole buat si pacar
    angin membantu, laut terang, tapi terasa
    aku tidak ‘kan sampai padanya

    Di air yang tenang, di angin mendayu
    di perasaan penghabisan segala melaju
    Ajal bertakhta, sambil berkata:
    “Tujukan perahu ke pangkuanku saja.”

    Amboi! Jalan sudah bertahun kutempuh!
    Perahu yang bersama ‘kan merapuh
    Mengapa Ajal memanggil dulu
    Sebelum sempat berpeluk dengan cintaku?!

    Manisku jauh di pulau,
    kalau ‘ku mati, dia mati iseng sendiri.

    Kawanku dan Aku
    Kami sama pejalan larut
    Menembus kabut
    Hujan mengucur badan
    Berkakuan kapal-kapal di pelabuhan

    Darahku mengental pekat. Aku tumpat pedat

    Siapa berkata-kata?
    Kawanku hanya rangka saja
    Karena dera mengelucak tenaga

    Dia bertanya jam berapa?

    Sudah larut sekali
    Hilang tenggelam segala makna
    Dan gerak tak punya arti


    Kepada Kawan
    Sebelum ajal mendekat dan mengkhianat,
    mencengkam dari belakang ‘tika kita tidak melihat,
    selama masih menggelombang dalam dada darah serta rasa,

    belum bertugas kecewa dan gentar belum ada,
    tidak lupa tiba-tiba bisa malam membenam,
    layar merah berkibar hilang dalam kelam,
    kawan, mari kita putuskan kini di sini:
    Ajal yang menarik kita, juga mencekik diri sendiri!

    Jadi
    Isi gelas sepenuhnya lantas kosongkan,
    Tembus jelajah dunia ini dan balikkan
    Peluk kucup perempuan, tinggalkan kalau merayu,
    Pilih kuda yang paling liar, pacu laju,
    Jangan tambatkan pada siang dan malam
    Dan
    Hancurkan lagi apa yang kau perbuat,
    Hilang sonder pusaka, sonder kerabat.
    Tidak minta ampun atas segala dosa,
    Tidak memberi pamit pada siapa saja!
    Jadi
    mari kita putuskan sekali lagi:
    Ajal yang menarik kita, ‘kan merasa angkasa sepi,
    Sekali lagi kawan, sebaris lagi:
    Tikamkan pedangmu hingga ke hulu
    Pada siapa yang mengairi kemurnian madu!!!

    Doa
    kepada pemeluk teguh

    Tuhanku
    Dalam termangu
    Aku masih menyebut namaMu

    Biar susah sungguh
    mengingat Kau penuh seluruh

    cayaMu panas suci
    tinggal kerdip lilin di kelam sunyi

    Tuhanku

    aku hilang bentuk
    remuk

    Tuhanku

    aku mengembara di negeri asing

    Tuhanku
    di pintuMu aku mengetuk
    aku tidak bisa berpaling

    Kepada Peminta-minta
    Baik, baik, aku akan menghadap Dia
    Menyerahkan diri dan segala dosa
    Tapi jangan tentang lagi aku
    Nanti darahku jadi beku

    Jangan lagi kau bercerita
    Sudah tercacar semua di muka
    Nanah meleleh dari muka
    Sambil berjalan kau usap juga

    Bersuara tiap kau melangkah
    Mengerang tiap kau memandang
    Menetes dari suasana kau datang
    Sembarang kau merebah

    Mengganggu dalam mimpiku
    Menghempas aku di bumi keras
    Di bibirku terasa pedas
    Mengaum di telingaku

    Baik, baik, aku akan menghadap Dia
    Menyerahkan diri dan segala dosa
    Tapi jangan tentang lagi aku
    Nanti darahku jadi beku

    Cerita Buat Dien Tamaela
    Beta Pattirajawane
    Yang dijaga datu-datu
    Cuma satu

    Beta Pattirajawane
    Kikisan laut
    Berdarah laut

    Beta Pattirajawane
    Ketika lahir dibawakan
    Datu dayung sampan

    Beta Pattirajawane, menjaga hutan pala
    Beta api di pantai. Siapa mendekat
    Tiga kali menyebut beta punya nama

    Dalam sunyi malam ganggang menari
    Menurut beta punya tifa,
    Pohon pala, badan perawan jadi
    Hidup sampai pagi tiba.

    Mari menari!
    mari beria!
    mari berlupa!

    Awas jangan bikin beta marah
    Beta bikin pala mati, gadis kaku
    Beta kirim datu-datu!

    Beta ada di malam, ada di siang
    Irama ganggang dan api membakar pulau…

    Beta Pattirajawane
    Yang dijaga datu-datu
    Cuma satu

    Sebuah Kamar
    Sebuah jendela menyerahkan kamar ini
    pada dunia. Bulan yang menyinar ke dalam
    mau lebih banyak tahu.
    “Sudah lima anak bernyawa di sini,
    Aku salah satu!”

    Ibuku tertidur dalam tersedu,
    Keramaian penjara sepi selalu,
    Bapakku sendiri terbaring jemu
    Matanya menatap orang tersalib di batu!

    Sekeliling dunia bunuh diri!
    Aku minta adik lagi pada
    Ibu dan bapakku, karena mereka berada
    d luar hitungan: Kamar begini
    3 x 4, terlalu sempit buat meniup nyawa!
  • u belum mengonfirmasi alamat emailmu. Kami tidak bisa menginformasikan jawaban dari pertanyaanmu. Konfirmasikan alamat emailmu dan kamu akan memperoleh 10 poin
    Brainly.co.id

    Cari pertanyaanmu di sini ...


    chobhytita
    Sekolah Menengah Pertama B. Indonesia 5+3 poin


    Contoh puisi yang mengandung majas dan citraan 3 bait ya
    Tanyakan detil pertanyaan Ikuti tidak puas? sampaikan! dari Ezranatanael 9 menit yang lalu
    Jawabanmu
    chobhytita
    chobhytita
    Chobhytita · Ambisius
    Tahu jawabannya? Tambahkan di sini!
    Greeccia02
    Greeccia02 Gemar Membantu
    BANYAK PUISI TINGGAL PILIH...

    Aku
    Kalau sampai waktuku
    ‘Ku mau tak seorang ‘kan merayu
    Tidak juga kauTak perlu sedu sedan ituAku ini binatang jalang
    Dari kumpulannya terbuangBiar peluru menembus kulitku
    Aku tetap meradang menerjangLuka dan bisa kubawa berlari
    Berlari
    Hingga hilang pedih periDan akan akan lebih tidak perduliAku mau hidup seribu tahun lagi
    TAK SEPADAN
    Aku kira:
    Beginilah nanti jadinya
    Kau kawin, beranak dan berbahagia
    Sedang aku mengembara serupa Ahasveros

    Dikutuk-sumpahi Eros
    Aku merangkaki dinding buta
    Tak satu juga pintu terbuka

    Jadi baik juga kita padami
    Unggunan api ini
    Karena kau tidak ‘kan apa-apa
    Aku terpanggang tinggal rangka

Pertanyaan Lainnya