pengaruh kolonialisme barat bagi rakyat indonesia dibidang ekonomi, pendidikan, pemerintahan, sosial budaya!
IPS
NjasMaulana
Pertanyaan
pengaruh kolonialisme barat bagi rakyat indonesia dibidang ekonomi, pendidikan, pemerintahan, sosial budaya!
1 Jawaban
-
1. Jawaban otosaka2
Politik
Masa penjajahan barat:
Sistem politik adu domba (devide et Impera) yaitu kedudukan para bupati dianggap pegawai negeri yang digaji pemerintah kolonial Belanda. Dengan pengawasan ketat Belanda memanfaatkan para penguasa pribumi untuk menekan dan memeras rakyat Indonesia sehingga kewibawaan para bupati jatuh dimata rakyat. Dengan demikian rakyat tidak dapat menyalurkan aspirasi dan kehidupan politik menjadi buntu
Masa sekarang:
Kitab undang-undang hukum pidana dan perdata yang dipakai di pengadilan
Ekonomi
Masa penjajahan barat:
Sistem perdagangan dikuasai oleh pihak
penjajah (monopoli) seperti Portugis, Spanyol,
dan VOC, dan kolonial Belanda.
Salah satunya adalah pelaksanaan
sistem tanam paksa (cultuurstelsel) dan
sistem Ekonomi Liberal Politik Pintu Terbuka).
Hal ini tidak memberikan keuntungan
apa pun untuk rakyat Indonesia.
Sebaliknya, banyak rakyat yang hidup dalam
kemiskinan dan kelaparan.
Masa sekarang:
Kaum kapital (pemilik modal Barat) masih menguasai perekonomian Indonesia di bidang industri
Sosial
Masa penjajahan barat:
Diskriminasi dan intimidasi berdasarkan golongan dalam kehidupan masyarakat dan suku bangsa.
Contohnya:
• Orang Eropa (kulit putih) memiliki hak isitimewa daripada rakyat pribumi yang dibebani oleh kewajiban dan tidak dilindungi hukum
• Tidak semua anak pribumi dapat memperoleh pendidikan
• Di bidang pemerintahan, tidak semua jabatan tersedia untuk orang pribumi
Masa sekarang:
Budaya feodalisme (sistem sosial yg mengagung-agungkan jabatan atau pangkat dan bukan mengagung-agungkan prestasi kerja)
Kebudayaan
Masa penjajahan barat:
Ditengah kehidupan tradisional rakyat Indonesia pada abad ke-15 mulai diterapkan kebudayaan Eropa seperti cara bergaul, gaya hidup, cara berpakaian, bahasa, dan sistem pendidikan. Beberapa diantaranya berlawanan dengan nilai budaya bangsa seperti mabuk-mabukan, pergaulan bebas, pemerasan, penindasan,
dan masuk dan berkembangnya agama Kristen Protestan di Nusantara.
Pendidikan
a. Pendidikan Katolik dan Kristen-Protestan masa penjajahan Portugis
Pendidikan Katolik berkembang sejak abad ke-16 melalui orang-orang Portugis yang menguasai Malaka. Sembari berlayar dan mencari rempah-rempah di pulau-pulau mereka selalu membawa misionaris Katolik-Roma yang berperan ganda sebagai penasihat spiritual dalam perjalanan jauh dan penyebar agama di tanah yang didatangi.
Kemudian Belanda menyebarkan agama Kristen-Protestan dan mengembangkan sistem pendidikannya sendiri bercorak Kristen-Protestan.
b. Pendidikan zaman VOC
Diawali dengan misi dagang kemudian diikuti oleh misi penyebaran agama dengan cara mendirikan sekolah-sekolah asrama. Di sana diajarkan agama Kristen-Protestan dengan bahasa Belanda dan Melayu.
Kemudian pada awal abad ke-16 VOC mendidirikan sekolah di pulau-pulau seperti Ambon dan Banda. Selanjutnya didirikan pula sekolah dengan jenis dan tujuan yang lebih beragam. Tujuan utamanya untuk kepentingan misi VOC di Nusantara.
c. Pendidikan zaman kolonial Belanda
Setelah VOC pudar pada akhir abad ke-18 datanglah zaman kolonial Belanda. Sistem pendidikan diubah dengan memisah antara sekolah Eropa (khusus anak-anak Belanda dan orang Eropa) dan sekolah Bumiputera (tingkatan lebih rendah untuk anak-anak bumiputera terpilih).